, ,

Tiga Bersaudara Kompak Budidayakan Jamur Tiram di Kecamatan Walantaka

oleh -3 Dilihat

1. Tiga Bersaudara Mengukir Keberhasilan Bersama dalam Budidaya Jamur Tiram

Mediaex Mamuju Tiga Bersaudara Budidaya jamur tiram di Kampung Cibogo Timur, Kelurahan Nyapah, Kecamatan Walantaka, bukan hanya sekadar usaha keluarga biasa. Tiga bersaudara—Rafiudin, Rukmadi, dan adiknya yang juga Ketua RT—bersatu dalam menjalankan usaha ini dengan penuh semangat dan kerja keras. Dimulai lebih dari tiga tahun lalu, usaha mereka kini semakin berkembang pesat.

Rafiudin mengungkapkan bahwa meski awalnya hanya mengikuti jejak sang adik, kini mereka semua terlibat langsung dalam budidaya jamur tiram. Dengan keahlian yang terus berkembang, mereka bisa memanen jamur setiap hari, tergantung pada kualitas bibit dan kondisi cuaca.

Yang menarik, meskipun usaha ini masih skala rumahan, permintaan pasar terus meningkat. Bahkan, mereka tidak kesulitan menemukan pembeli, yang sering datang langsung ke tempat mereka. Ini adalah contoh nyata bagaimana kerja sama keluarga, ditambah dengan pemanfaatan potensi lokal, dapat menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan.


2. Keberhasilan Usaha Jamur Tiram: Dari Keterbatasan Modal hingga Permintaan yang Tinggi

Budidaya jamur tiram oleh tiga bersaudara di Kecamatan Walantaka menunjukkan bahwa keberhasilan usaha tidak selalu bergantung pada modal besar. Rafiudin, yang kini telah lebih dari tiga tahun menekuni bisnis ini, menjelaskan bahwa mereka memulai usaha ini dengan peralatan dan bahan baku sederhana, seperti serbuk kayu dan dedak halus. Mereka hanya memerlukan sedikit modal untuk membuat baglog, media tanam jamur tiram.

Tantangan yang dihadapi, tentu saja, cuaca yang bisa mempengaruhi hasil panen. Di musim hujan, jamur tumbuh cepat, sedangkan di musim kemarau, media tanam harus disiram secara rutin. Meski demikian, dengan perawatan yang baik dan bibit berkualitas, mereka mampu menghasilkan sekitar 20 kilogram jamur tiram per hari dengan harga jual Rp13 ribu per kilogram. Pendapatan ini bisa mencapai jutaan rupiah setiap bulan.

Selain itu, Rafiudin juga mengungkapkan betapa pentingnya dukungan dari warga sekitar, terutama ibu-ibu yang bekerja membantu mereka dalam proses produksi. Ini tidak hanya memberikan penghasilan tambahan bagi warga, tetapi juga mempererat ikatan sosial dalam komunitas.

Tiga Bersaudara
Tiga Bersaudara

Baca Juga: Panglima TNI: Filipina Janji Bebaskan Lima WNI yang Disandera Abu Sayyaf

3. Keberagaman Jamur dan Permintaan yang Tak Terpenuhi: Potensi Usaha yang Belum Terjamah

 Budidaya jamur tiram di Kecamatan Walantaka terus berkembang pesat sejak dimulai oleh tiga bersaudara di Kampung Cibogo Timur. Namun, meski permintaan tinggi, mereka masih terbatas pada satu jenis jamur saja: jamur tiram. Rafiudin mengungkapkan bahwa meskipun jamur tiram memiliki permintaan yang stabil, mereka menghadapi kesulitan dalam memproduksi jenis jamur lainnya, seperti jamur kuping atau jamur kancing.

Keterbatasan bahan baku di wilayah Serang menjadi kendala utama. Bahan baku untuk jenis jamur lain, seperti limbah sawit, sulit ditemukan di daerah mereka. Hal ini membuka peluang besar untuk pengusaha lain yang bisa mengatasi kendala tersebut dan memasuki pasar yang lebih luas.

Namun, meskipun hanya fokus pada jamur tiram, mereka tidak pernah kesulitan dalam hal penjualan. Pembeli datang langsung ke lokasi mereka, memastikan pasar yang stabil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar.


4. Tiga Bersaudara: Memperkuat Solidaritas Komunitas Melalui Budidaya Jamur Tiram

Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, budidaya jamur tiram juga memperkuat solidaritas sosial di Kampung Cibogo Timur. Rafiudin, Rukmadi, dan adiknya tidak bekerja sendirian. Mereka melibatkan warga sekitar, terutama para ibu rumah tangga dan janda-janda tua, dalam proses produksi. Ini memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan sambil membantu usaha keluarga.Secara keseluruhan, budidaya jamur tiram di Kampung Cibogo Timur menciptakan sebuah ekosistem yang menguntungkan bagi semua pihak. Tidak hanya tiga bersaudara yang mendapatkan manfaat ekonomi, tetapi juga masyarakat sekitar yang turut mendapatkan peluang kerja dan tambahan penghasilan.


5. Prospek Cerah Budidaya Jamur Tiram di Walantaka: Tantangan dan Peluang ke Depan

 Dalam waktu tiga tahun, mereka telah membangun usaha yang menghasilkan 20 kilogram jamur tiram per hari, dengan harga jual Rp13 ribu per kilogram. Namun, meskipun ada potensi besar, tantangan utama mereka saat ini adalah ketersediaan tenaga kerja.

Rukmadi, ketua RT dan kakak Rafiudin, menyebutkan bahwa selama ini mereka mengandalkan bantuan dari ibu-ibu warga sekitar. Namun, mereka menyadari bahwa jika usaha ini terus berkembang, mereka membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan lebih terampil.

Meskipun demikian, dengan permintaan yang terus meningkat, baik dari pasar lokal maupun di luar wilayah Serang, prospek usaha ini sangat cerah. Ketersediaan bahan baku lokal dan sistem pemasaran yang sudah mapan, di mana pembeli datang langsung, memberikan keyakinan bahwa usaha ini akan terus berkembang.

Dior